Dalam
kehidupan sehari-hari, dalam pergaulan bersosial dengan sesama, ada beberapa
definisi (arti) suatu kata yang menjadi bias (kabur) dan bahkan berubah makna
karena sudah terbiasa dikatakan dalam masyarakat dan bahkan diyakini dengan
sekuat hati dibela-belain dengan mempertaruhkan jiwa, raga, harta, kedudukan
(lebay.com). Dalam ilmu filosofi itu namanya : Aksiologi. misalnya saja kata Psikologi. Ketika ditanya apa itu?
Banyak yang akan bilang itu ilmu untuk mengurusi orang gila atau yang lebih
pinter dikit bilang ilmu tentang kejiwaan. Benarkah itu?? Sebenarnya kalau dikaji
secara etimologi (asal katanya/makna
aslinya) psycology dari bahasa yunani Psyco=psycee=daur hidup kupu2,
logi=logos=ilmu ,,,,, lho kok ilmu daur hidup kupu2? Bukan tu maksudnya, tapi ilmu
yang mempelajari tentang siklus hidup manusia...nah itu yang bener....
Ada lagi ibuk2
bilang, “nduk, SANYOne urip ono...... whatss Sanyo??? Pliz deh... Sanyo tu
merk, alate namane Pompa Air...nah salah lagi... Satu lagi,kalau yang ini
fatal..Jadilah orang “sukses”.. apa
itu sukses??apa indikator sukses??udah bener??yakin udah sukses?? “BAHAGIA” udah yakin tau apa
bahagia??jangan2 cuma senang aja.... banyak kan???udah benar2 taukah anda??
Nah oleh
karena itu, ternyata kalau berhubungan dengan orang lain tu ada aturannya
lho... biar semua terjalin dengan baik... Oke sebelum qt share masalah judul
diatas terlebih dahulu kita ketahui aturan kata (paradigma kata) dalam ilmu
filosofi. Cuman 5 kok, jadi dihafalin n dipake ya... +_+
Etimologi =
ilmu pemahaman bahasa (arti sebenarnya)
Misal : wali
(orang pilihan yang dapat kekuasaan atau kemampuan tertentu dalam segi
spiritual) -> wali songo, Guru = harus punya syarat2 dan 9 kemampuan
(mentor,tentor,fasilitator, coach, transformator dst), terus dll tadi udah..
Terminologi =
lebih pada pengembangan arti
Misal : wali
sekarang ada wali murid, walikota,wali band (:P)
Axiologi =
pemahaman yang beredar di masyarakat
Misal : uang
mampu membeli segalanya (cie cie), kalau pengen sukses harus sekolah yang
tinggi (ah g jamin), obat itu menyembuhkan penyakit (bukan obatnya kaleee’)
Epistimologi =
pendekatan dari sisi metode
Misal : untuk
mampu berenang ada beberapa gaya (gaya bebas,gaya katak,gaya dada, gaya batu),
7 tahap membaca, 4 step menggaet hati pasangan (hihi)
Ontologi =
ilmu hakikat (untuk mengetahuinya harus tau dulu ke 4 hal tadi)
Misal : untuk
mempelajari ilmu “puasa” harus tau apa itu puasa, bagaimana puasa itu menjadi
penting,apa kehebatan puasa,bagaimana tata cara puasa?dll
Nah udah
ngerti kan skarang....
Key,,,sekarang
qt bahas apa itu jamaah apa itu sahabat....pasti dah muncul dibenak
kalian,jamaah tu bla bla bla sahabat tu bla bla bla....
Kalo tak tnya
darimana jawaban tu??? kalo bilang ya pendapatq dewe, brarti tu cuma
opini/asumsi doank, kbenarane blum disepakati bersama...
Saya akan
mencoba membahasnya dalam beberapa series,,sediakan beberapa waktu cz cukup
banyak nih dan pastinya menarik deh.. hal pertama yang mungkin perlu dilakukan
adalah sediakan segelas air minum. Untuk apa,,,ya mungkin qm bakal haus
ditengah jalan saat baca nanti. And yang paling penting jangan lupa tetep
bernafas...hehehehe...
Jamaah, emang
secara bahasa artinya : berkumpul secara jamak atau lebih dari satu orang...
jamaah tu sunnah nabi dan bahkan menjadi warisan/pesan terakhir beliau...namanya
warisan berarti itu sangat istimewa atau kata pamungkas yang sangat berharga.
Coba bayangin kalian 10 menit lgi akan mati, apa permintaan terakhirmu,,,pasti
bilang yang penting kan??
Benar sekali,
bahwasanya jamaah tu sangat besar sekali powernya, bahkan lebih dari yang qt
bayangkan (yang pernah bayangin atau sedang bayangin pokoknya lebih besar dari
tu deh). Namun jangan dikira jamaah tu kayak yang qt lihat sehari2 seperti
jamaah tahlil, jamaah Ad- diba’, jamaah tilawatil qur’an, jamaah ngopi dsb....
iya mungkin kalo sederhana seperti itu,,,namun pada HAKEKATnya masih jauh dari
hal itu..
Jamaah itu
lebih terorganisir. Ada “kepedulian”
di dalamnya. Ada “kesadaran”, ada
rasa “saling memiliki”, Ada “pembagian tugas”, Ada “tanggung jawab”, Ada saling “ketergantungan” (baca: tidak sama
dengan saling bergantung, namun kata tersebut maksudnya kumpulan orang -mandiri- yang saling bantu membantu dan
saling melengkapi), ada “perubahan”
(hasil), ada “tujuan bersama” yang
ingin dicapai.
Berhubung kita
orang beragama, setidaknya ada hal yang –nyambung- dengan agama. Jadi kita
kembalikan pada alqur’an dan al-hadist. Contoh jamaah yang paling terbaik
sepanjang masa adalah pada zamannya Nabi Muhammad SAW. “Sahabat-sahabat” yang hebat telah mendampingi Rosul mengukir
sejarah yang membawa perubahan kehidupan umat manusia. Merekalah yang telah
dijamin masuk surga namun setia mendampingi dan berjuang bersama Rosulullah
karena mereka telah “faqih” (baca:
benar2 ngeh,tahu setahu-tahunya,sepaham2nya) terhadap -tujuan- yang hendak dicapai. Rosulullah berkata,”belum beriman
salah satu diantara kalian apabila belum menghendaki kebaikan sesama muslim
lainnya seperti dia menghendaki kebaikan terhadap dirinya sendiri”. Wah ini dia
pasal yang sangat jelas dan tidak ada bias lagi, bahwa orang yang hanya
memikirkan *nasibnya sendiri, urusannya
sendiri, dan kepentingannya sendiri* itu bertentangan dengan hadist
tersebut. Selain itu mereka juga menunjukkan kepedulian yang tinggi untuk berkontribusi,untuk mengambil andil,
untuk mau dan rela ikut berjuang bersama dan akhirnya membuat perubahan yang
besar kan?? Ajaran islam berkembang mendunia, lihat betapa hebatnya. Bagaimana
dengan anda???
Tentunya kita
semua sudah sangat tahu dan bahkan yakin bahwa “sabda rosul serta Firman Allah
itu tidak pernah bohong atau ingkar”,
sepakat ya??? Janji Allah dalam alqur’an pun juga pasti ditepati, setuju????
Ada lanjutannya dari Alqur’an surat Al’Ashr, sebuah surat dengan ayat terpendek
namun penuh makna dan kekuatan. Ya, jebakan buat pemikiran logika manusia yang
menyesatkan. Sama halnya dengan perkataan orang tidak akan pernah terjatuh
karena batu yang besar, namun biasanya orang akan terjatuh karena kerikil
kecil. Oke langsung saja pada ayatnya yakni, Bismillahirrohmanirrohim :
(artinya aja) Demi masa. Sesungguhnya “insan” (manusia) itu benar-benar dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling
menasihati supaya selalu dalam kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi
kesabaran.
Ayat tersebut
memiliki keyword (kunci kata) yakni : masa, insan, iman, amal sholih, saling
menasehati, dalam kebenaran dan menetapi kesabaran. Untuk lebih jelasnya
perincian makna tiap kata kapan2 aja, namun secara global intinya ada pesan
tersirat yakni perintah dalam berhubungan dengan manusia yang lain atau
kepentingan sosial. Jadi kalau anda tidak ingin rugi dalam hidup maka kerjakan
: amal sholih (pasti berhubungan dengan orang lain), saling menasehati untuk
apa, tidak lain agar qt slalu dalam kebenaran (benar memandang hidup dan
mencari bahagia) serta menetapi kesabaran (ketika qt berada dalam kondisi
dibawah seperti apapun itu).
Bagaimana
dengan anda??? Berapa orang yang anda punyai disekitar anda yang memiliki ciri2
orang yang tidak merugi dalam hidup seperti dalam surat Al ‘Ashr?? Mari
berhitung dan kita lihat siapa diantara qt yang memiliki banyak sahabat hebat (sesuai ciri tadi). Semakin banyak semakin beruntung anda, dan semakin hebat anda. Karena akan semakin banyak
orang yang menghendaki kebaikan
buatmu, dan tentunya engkau pun juga akan berbuat begitu juga dengan sahabat2
mu dan akhirnya akan tercipta jamaah
yang hebat. Mari berjamaah dengan sahabat.......
Sabtu Legi 28 Mei
2011
Bumi
Bayangkara
Laksitaning
Atma Agunging Hyang Wisesa
0 komentar:
Post a Comment